BEKASI - Hujan lebat yang mengguyur Kota Bekasi pada Selasa sore tak menyurutkan langkah sejumlah awak media untuk meninjau Proyek Pembangunan Stadion Mini yang berlokasi di samping GOR Chandra Baga.
Proyek yang tengah menjadi sorotan publik ini senilai kurang lebih Rp 17 miliaran para jurnalis datang dengan tujuan klarifikasi, dokumentasi, dan silaturahmi dengan pelaksana lapangan. Sebelumnya, mereka telah mendatangi lokasi sebelum hujan turun, namun diimbau oleh seseorang di area proyek agar kembali pada sore hari. Mengikuti arahan tersebut, para awak media datang kembali dengan niat baik.
Namun setiba di lokasi, mereka justru menghadapi situasi yang tak biasa. Seorang pria yang diduga bukan bagian dari struktur resmi proyek keluar dari area pekerjaan sembari meneriakkan kalimat bernada intimidatif.
“Ngapain kalian di sini!? Mau apa kalian di sini!?” teriaknya dengan suara keras.
Awak media tetap mencoba menjelaskan maksud kedatangan mereka secara profesional. Namun pria tersebut kembali membentak dan menyebut bahwa anggota legislatif baru saja berkunjung sehingga tidak perlu ada pihak lain yang datang.
“Nggak usah kemari! Anggota dewan baru saja kemari, mau apa lagi kalian!?” serunya kembali, dengan nada lebih tinggi.
Sikap yang arogan dan tidak bersahabat itu memunculkan tanda tanya besar. Pasalnya, bukan kewenangannya untuk melarang atau mengusir insan pers dari sebuah proyek yang menggunakan anggaran publik.
Dugaan Pola Penguasaan Proyek oleh Kontraktor Tertentu
Di sisi lain, informasi lapangan yang dihimpun sejumlah awak media menyebutkan bahwa pelaksana proyek ini disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan individu berinisial SD, yang juga dikaitkan dengan pengerjaan beberapa proyek lain di wilayah Bekasi dengan menggunakan beragam nama perusahaan.
Hal ini memunculkan dugaan di kalangan masyarakat dan pemerhati proyek daerah terkait kemungkinan adanya pola penguasaan paket pekerjaan oleh pihak tertentu. Meski demikian, sampai saat ini belum ada klarifikasi resmi dari pihak terkait untuk menjawab dugaan tersebut.
PUPR Kota Bekasi Belum Memberikan Tanggapan
Ketika temuan lapangan dan situasi di lokasi proyek dikonfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bekasi selaku penanggung jawab teknis, hingga berita ini diterbitkan, belum ada jawaban maupun keterangan resmi yang diberikan.
Ketiadaan respons ini justru semakin memperkuat pertanyaan publik: Apa yang sebenarnya sedang terjadi di balik pengerjaan proyek bernilai miliaran rupiah ini? Mengapa akses jurnalis ke lokasi seolah dihalangi oleh individu yang tidak jelas keterlibatannya?
Kasus ini membuka kembali pentingnya transparansi, akuntabilitas, serta hak publik untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang penggunaan anggaran daerah.
Jika tidak ada klarifikasi resmi dalam waktu dekat, polemik ini sangat mungkin terus berkembang dan memicu spekulasi yang lebih luas.
(Red)


